Aardvark adalah salah satu hewan paling unik yang berasal dari benua Afrika. Dengan bentuk tubuh yang aneh, moncong panjang, dan kebiasaan hidup malam, aardvark sering kali membuat banyak orang penasaran. Meski sekilas tampak seperti campuran babi, armadillo, dan semut, aardvark adalah spesies tersendiri yang tidak memiliki kerabat dekat. Artikel ini akan mengulas lebih dalam tentang aardvark, habitatnya, perilaku uniknya, dan peran pentingnya dalam ekosistem.
Apa Itu Aardvark?
Aardvark (Orycteropus afer) adalah mamalia nokturnal yang hidup di sebagian besar wilayah sub-Sahara Afrika. Nama “aardvark” berasal dari bahasa Afrikaans yang berarti “babi tanah”, karena bentuk tubuhnya yang menyerupai babi dan kebiasaannya menggali tanah.
Namun, secara ilmiah, aardvark termasuk dalam ordo Tubulidentata, satu-satunya ordo mamalia yang hanya memiliki satu spesies hidup. Ini menjadikan aardvark hewan yang sangat unik dalam dunia zoologi. Aardvark memiliki lidah panjang dan lengket yang digunakan untuk menangkap semut dan rayap, makanan utamanya. Hewan ini sangat ahli dalam menggali, dengan kuku-kukunya yang besar dan kuat.
Ciri-Ciri Fisik dan Perilaku Aardvark
Aardvark memiliki tubuh yang panjang dan kuat, dengan panjang bisa mencapai 1,3 meter dan berat sekitar 60–80 kilogram. Moncongnya panjang seperti babi, tetapi berfungsi mirip seperti trenggiling, untuk mencium serangga di bawah tanah. Telinganya panjang dan tegak, mirip seperti kelinci, sementara ekornya tebal dan meruncing di ujung.
1. Hidup Nokturnal
Aardvark adalah hewan nokturnal, artinya mereka aktif di malam hari. Pada malam hari, aardvark keluar dari sarangnya dan mulai mencari makanan, terutama rayap dan semut. Dalam satu malam, aardvark bisa berjalan hingga beberapa kilometer hanya untuk mencari koloni serangga.
2. Kemampuan Menggali yang Hebat
Salah satu keahlian utama aardvark adalah menggali tanah. Dengan kuku yang kuat dan tajam, aardvark dapat membuat lubang besar dalam waktu singkat. Sarang yang mereka gali sering kali digunakan kembali oleh hewan lain seperti babi hutan, landak, dan reptil setelah ditinggalkan.
3. Lidah Panjang dan Lengket
Aardvark menggunakan lidahnya yang bisa mencapai 30 cm untuk menangkap semut dan rayap dari dalam lubang. Lidah ini dilapisi lendir yang membuat serangga menempel dengan mudah, mirip seperti cara kerja lidah trenggiling.
Peran Ekologis Aardvark dalam Ekosistem
Meskipun sering dianggap remeh, aardvark memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Dengan memakan rayap dan semut dalam jumlah besar, aardvark membantu mengendalikan populasi serangga yang dapat merusak tanaman dan bangunan.
Selain itu, liang yang digali aardvark menjadi tempat tinggal bagi banyak hewan lain. Fungsi ini menjadikan aardvark sebagai “arsitek ekosistem”, karena habitat buatannya mendukung kehidupan berbagai spesies lain, terutama di padang rumput Afrika yang panas dan kering.