Kancil adalah salah satu hewan mamalia kecil yang sangat dikenal di Indonesia, baik dalam dunia nyata maupun dalam cerita rakyat. Dalam kisah-kisah tradisional, kancil sering digambarkan sebagai hewan yang cerdik dan licik, mampu mengelabui hewan-hewan lain yang lebih besar. Namun, di alam liar, kancil juga memiliki banyak hal menarik yang layak untuk dipelajari, mulai dari ciri-ciri fisiknya hingga kebiasaan hidupnya.
Ciri-ciri Fisik dan Klasifikasi Kancil
Kancil merupakan bagian dari keluarga Tragulidae dan dikenal juga sebagai chevrotain dalam istilah ilmiah. Ukurannya sangat kecil dibandingkan hewan pemamah biak lainnya, menjadikannya sebagai salah satu ungulata (hewan berkuku genap) terkecil di dunia.
Karakteristik Tubuh
Tubuh kancil ramping dan mungil, dengan tinggi hanya sekitar 30 cm dan berat sekitar 2–5 kg. Bulu mereka berwarna cokelat kemerahan atau cokelat tua dengan bagian perut yang lebih terang. Kaki mereka kurus namun kuat, memungkinkan mereka berlari cepat dan lincah di antara semak-semak.
Yang menarik, meskipun terlihat seperti rusa mini, kancil tidak memiliki tanduk. Beberapa spesies jantan memiliki gigi taring kecil yang tajam, yang digunakan saat berkelahi dengan jantan lain, terutama di musim kawin.
Habitat Alami
Kancil banyak ditemukan di hutan hujan tropis Asia Tenggara, termasuk Indonesia, Malaysia, dan Thailand. Di Indonesia sendiri, kancil sering dijumpai di Pulau Sumatra, Kalimantan, dan Jawa, terutama di daerah yang memiliki tutupan vegetasi lebat dan sumber air.
Kebiasaan Hidup dan Perilaku Kancil
Kancil adalah hewan nokturnal, artinya mereka lebih aktif pada malam hari. Saat siang, mereka bersembunyi di balik semak atau dedaunan tebal untuk menghindari predator. Gerakan mereka sangat cepat dan hati-hati, membuat mereka sulit ditangkap baik oleh hewan pemangsa maupun manusia.
Pola Makan
Kancil adalah herbivora. Makanan utamanya terdiri dari daun-daunan, buah yang jatuh, pucuk tanaman, serta tunas muda. Mereka juga kadang-kadang mengonsumsi jamur dan tumbuhan merambat yang tumbuh di lantai hutan. Sistem pencernaannya mirip dengan ruminansia lain, meskipun lebih sederhana.
Perilaku Sosial
Secara umum, kancil adalah hewan soliter (menyendiri). Mereka lebih suka hidup sendiri dan hanya bertemu sesama kancil saat musim kawin. Kancil sangat teritorial dan akan menandai wilayahnya dengan urin atau sekresi dari kelenjar khusus di tubuhnya.
Kancil dalam Budaya dan Ancaman Terhadap Populasinya
Peran dalam Cerita Rakyat
Di Indonesia, kancil dikenal luas melalui kisah “Si Kancil yang Cerdik”, di mana ia selalu berhasil menyelamatkan diri dari situasi berbahaya menggunakan kecerdikannya. Cerita ini telah menjadi bagian dari dongeng anak-anak selama beberapa generasi dan membantu memperkenalkan nilai-nilai kecerdikan, keberanian, dan daya juang.
Ancaman di Alam Liar
Meski terkenal dalam cerita rakyat, kancil di alam liar justru menghadapi banyak tantangan:
Perusakan habitat hutan akibat pembukaan lahan.
Perburuan liar, baik untuk konsumsi maupun perdagangan.
Minimnya perhatian konservasi, karena ukurannya kecil dan tidak dianggap penting secara ekonomi.
Beberapa spesies kancil, seperti kancil pelanduk (Tragulus napu), kini termasuk dalam daftar hewan yang rentan punah di beberapa wilayah karena penurunan populasi akibat aktivitas manusia.