Trenggiling adalah salah satu hewan yang sangat unik, dikenal dengan tubuhnya yang dilapisi sisik keras. Meskipun memiliki penampilan yang menarik, trenggiling sering kali tidak mendapatkan perhatian yang cukup dalam upaya konservasi. Sayangnya, hewan ini kini termasuk dalam daftar spesies yang terancam punah, terutama akibat perburuan ilegal dan kerusakan habitatnya.
Ciri Khas Trenggiling
Trenggiling (dari keluarga Manidae) memiliki tubuh yang panjang dan tertutup oleh sisik keras yang terbuat dari keratin, bahan yang sama dengan kuku manusia. Sisik-sisik ini memberikan perlindungan dari predator dan membuat trenggiling terlihat seperti bola berduri ketika merasa terancam. Mereka bisa menggulung tubuhnya dengan rapat, menyisakan hanya bagian sisik yang keras sebagai pertahanan utama.
Trenggiling memiliki kaki yang kuat dengan cakar besar yang digunakan untuk menggali tanah, mencari makanan, dan membuat sarang. Mulut trenggiling berbentuk seperti tabung yang memanjang, yang memungkinkan mereka untuk memasukkan makanan seperti semut dan rayap ke dalam mulutnya. Dengan lidah yang panjang, trenggiling bisa menjangkau serangga yang ada di dalam lubang atau sarang mereka.
Kebiasaan dan Habitat Trenggiling
Trenggiling adalah hewan nokturnal, yang berarti mereka aktif di malam hari. Pada siang hari, trenggiling lebih banyak bersembunyi di dalam sarang yang mereka gali sendiri atau mencari tempat berlindung di hutan lebat. Mereka memiliki kebiasaan makan yang sangat khas, yaitu mengkonsumsi semut dan rayap sebagai makanan utama. Dengan kemampuan menggali yang luar biasa, trenggiling bisa menemukan sarang rayap atau semut yang tersembunyi di bawah tanah.
Trenggiling tersebar di beberapa bagian Asia dan Afrika, termasuk hutan tropis dan sabana. Namun, sebagian besar spesies trenggiling hidup di daerah hutan hujan tropis Asia Tenggara. Mereka lebih suka daerah yang terlindungi dan memiliki akses mudah ke sumber makanan, meskipun mereka sangat sulit ditemukan di alam liar karena kecenderungannya untuk hidup tersembunyi.
Ancaman terhadap Kelestarian Trenggiling
Meskipun trenggiling memiliki pertahanan fisik yang kuat, mereka menghadapi ancaman besar di alam liar. Perburuan ilegal untuk dagingnya yang dianggap lezat di beberapa negara dan sisiknya yang digunakan dalam obat tradisional adalah dua faktor utama yang mengancam populasi trenggiling. Dalam beberapa budaya, sisik trenggiling juga dipercaya memiliki khasiat penyembuhan, yang semakin memperburuk keadaan.
Selain itu, hilangnya habitat hutan tropis yang cepat akibat deforestasi juga mengancam kelangsungan hidup trenggiling. Dengan hutan yang semakin berkurang, trenggiling kehilangan tempat tinggal dan sumber makanan yang mereka butuhkan untuk bertahan hidup.
Upaya Konservasi Trenggiling
Pemerintah dan organisasi konservasi di seluruh dunia telah mulai mengupayakan perlindungan bagi trenggiling. Trenggiling kini dilindungi di bawah CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), yang melarang perdagangan internasional mereka. Selain itu, beberapa kebun binatang dan pusat rehabilitasi hewan juga berperan dalam upaya konservasi trenggiling, dengan tujuan meningkatkan kesadaran publik dan melindungi spesies ini dari kepunahan lebih lanjut.