Tupai terbang, atau yang sering disebut sebagai flying squirrel, adalah mamalia kecil yang memiliki kemampuan luar biasa untuk meluncur di udara. Meski namanya mengandung kata “terbang,” tupai ini tidak benar-benar bisa terbang seperti burung atau kelelawar. Sebaliknya, mereka memiliki membran kulit di sisi tubuh mereka yang memungkinkan mereka meluncur dari pohon ke pohon dengan kecepatan tinggi. Artikel ini akan membahas tentang tupai terbang, mulai dari ciri fisiknya, habitat, hingga adaptasi unik mereka yang memungkinkan mereka bertahan hidup di alam liar.
Ciri-ciri Fisik Tupai Terbang
Tupai terbang (sciurid) adalah bagian dari keluarga tupai yang memiliki kemampuan meluncur, yang membedakannya dengan tupai pada umumnya. Ukuran tubuhnya biasanya lebih kecil dari tupai biasa, dengan panjang tubuh antara 20 hingga 30 cm dan berat sekitar 100 hingga 200 gram. Salah satu ciri khas dari tupai terbang adalah adanya membran yang disebut patagium, yaitu lapisan kulit yang membentang dari pergelangan kaki hingga tubuh mereka, mirip seperti sayap pada kelelawar.
Membran ini memungkinkan tupai terbang untuk meluncur dengan stabil dari pohon ke pohon, dengan menggunakan gerakan menggerakkan kaki depan dan belakang untuk mengendalikan arah dan kecepatan. Selain itu, tupai terbang juga memiliki ekor yang panjang dan berbulu lebat yang berfungsi sebagai penyeimbang saat meluncur. Ekor mereka bertindak seperti kemudi yang memudahkan tupai untuk manuver dan mengubah arah selama penerbangan.
Tupai terbang memiliki gigi seri yang tajam dan kuku yang kuat, membantu mereka memanjat pohon dengan mudah. Mereka juga memiliki penglihatan yang tajam, yang sangat berguna ketika mereka perlu mencari makanan atau memprediksi jarak saat meluncur.
Habitat dan Distribusi Tupai Terbang
Tupai terbang dapat ditemukan di berbagai belahan dunia, termasuk di Amerika Utara, Asia, dan beberapa wilayah di Eropa. Di Indonesia, spesies tupai terbang yang terkenal adalah Petaurista elegans yang tersebar di wilayah hutan tropis Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Habitat alami tupai terbang adalah hutan yang memiliki pohon-pohon tinggi dan jarak antar pohon yang cukup dekat untuk meluncur. Mereka biasanya tinggal di daerah hutan lebat atau hutan tropis yang menyediakan banyak makanan dan tempat berlindung. Tupai terbang lebih suka berada di pohon besar, karena mereka mengandalkan tinggi pohon untuk memulai lompatan dan meluncur ke pohon lain.
Keberadaan tupai terbang sangat tergantung pada kelimpahan pohon besar yang memiliki cabang yang cukup kuat dan dekat satu sama lain. Mereka lebih aktif pada malam hari (nokturnal) dan jarang terlihat pada siang hari, kecuali saat mencari makanan atau dalam kondisi darurat.
Adaptasi dan Kemampuan Meluncur
Kemampuan meluncur adalah salah satu adaptasi utama tupai terbang yang memungkinkan mereka untuk berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya tanpa harus turun ke tanah. Membran patagium yang ada di sisi tubuh mereka memberikan daya angkat yang cukup untuk meluncur, sementara otot-otot kuat pada kaki mereka memungkinkan mereka untuk mengontrol gerakan dan menstabilkan tubuh mereka saat meluncur.
Selain membran patagium, tupai terbang juga memiliki kemampuan untuk mengubah sudut tubuh mereka selama meluncur. Mereka menggunakan gerakan tubuh dan ekor mereka untuk membuat penyesuaian arah. Jika tupai terbang ingin meluncur lebih jauh, mereka cukup meregangkan kaki depan dan belakang mereka untuk menciptakan permukaan yang lebih luas dan mengurangi hambatan udara.
Meluncur bukan hanya sekadar cara untuk berpindah tempat, tetapi juga sebuah strategi untuk menghindari predator. Jika terancam, tupai terbang dapat meluncur sejauh puluhan meter, memanfaatkan kemampuan ini untuk melarikan diri dengan cepat dari ancaman.
Makanan dan Perilaku
Tupai terbang adalah omnivora, yang berarti mereka memakan berbagai jenis makanan. Diet mereka terdiri dari kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan, kulit pohon, dan kadang-kadang serangga kecil. Mereka sangat pandai mencari makanan di atas pohon, menggunakan gigi tajam dan cakarnya untuk membuka biji atau memotong kulit pohon.
Perilaku mereka cukup sosial di dalam habitat mereka, meskipun tupai terbang lebih sering beraktivitas sendiri saat mencari makanan atau tempat berlindung. Mereka biasanya tidur di sarang yang terbuat dari daun dan ranting, yang sering ditemukan di cabang pohon yang tinggi. Sarang ini menjadi tempat mereka berlindung dari cuaca buruk dan predator.
Ancaman dan Konservasi Tupai Terbang
Meskipun tupai terbang memiliki kemampuan luar biasa untuk bertahan hidup, mereka tetap menghadapi berbagai ancaman, terutama dari kerusakan habitat akibat deforestasi dan perburuan. Hutan yang menjadi habitat utama mereka semakin terancam oleh aktivitas manusia, seperti penebangan pohon untuk membuka lahan pertanian dan pemukiman.
Upaya pelestarian tupai terbang dilakukan dengan cara menjaga dan melindungi habitat hutan mereka. Organisasi konservasi dan pemerintah setempat terus bekerja sama untuk mengurangi laju deforestasi dan menjaga kelestarian lingkungan yang mendukung kehidupan spesies ini.